Senin, 28 Juli 2014

Skenario PKS, Wahabi dan Terorisme Internasional

PKS Memang bukan Wahabi murni, Tapi kedekatan doktrin di antara Ikhwanul Muslimin dan Wahabi sangat terasa. Perkembangan politik di Indonesia yang galau membuat gerakan Wahabisme makin eksis.

Kilas balik 8 tahun lalu, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kala itumemberi peringatan akan adanya, adanya penyusupan gerakan radikal ke dalam partai-partai Islam. Infiltrasi itu bertujuan utk mendirikan Negara Islamdan menerapkan syar’iah. Menurut Juwono, gerakan radikal itu bernaung di parpol islam sambil menunggu momentum radikalisasi. Menhan kemudian meminta parpol Islam utk waspada terhadap penyusupan itu.

Atas pernyataannya itu, Menhan menerima badai protes dari kalangan partai, salah satunya Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring. Dia menyebut pernyataan Menhan itu hanya memberi stigma negatif partai-partai Islam. Dia menyebut Menhan telah menggunakan cara-cara Orde Baru. “Kalau mmg punya bukti, langsung tunjuk hidung partai mana yg dimaksud,” tantang Tifatul Sembiring menanggapi pernyataan Menhan Juwono Sudarsono.

Tak heran jika mantan presiden PKS, yg sekarang ini menjabat sebagai Menkominfo di pemerintahan SBY, bersikap sangat keras terhadap peringatan Menhan Juwuno tahun 2006. Bersama Hidayat Nur Wahid, Tifatul adalahpeletak dasar ideologi PKS. Keduanya berasal dari gerakan Tarbiyah, yg ingin mentransplantasi ideologi politik Ikhwanul Muslimin dari Mesir dan ideologi keagamaan Wahabi dari Arab Saudi.

Berdirinya PKS berawal dari kelompok keagamaan yg berbasis di kampus-kampus negeri pada awal 1980-an. Kelompok ini kerap disebut gerakanTarbiyah (pendidikan) atau Usroh (keluarga). Gerakan ini disebut tarbiyah karena dibangun dgn kegiatan mentoring atau pendidikan keagamaan oleh kelompok-kelompok yg dibentuk di sekitar kampus. Setiap kelompok terdiri dari 5-7 orang yg dibimbing seorang murabbi (mentor) dgn kewajiban saling menjaga satu sama lain, tak hanya dalam aktifitas belajar tapi juga dalam aspek kehidupan sehingga seperti keluarga (usroh).

Bahkan, seorang murabbi juga bertugas mencarikan jodoh bagi anggotanya, tentu saja itu dilakukan dgn motif semakin mempersolid usroh tersebut.Karena mereka berpendapat, jika menikah dgn orang penganut Islam selain Islam cara mereka, maka dapat dikatakan sesat. Tak mengherankan, jika dalam banyak kasus, seorang anggota usroh lebih mendengarkan seorangmurabbi dari pada orang tuanya sendiri.

Perkembangan gerakan Tarbiyah di Indonesia cukup pesat, sehingga dalam tempo sepuluh tahun sejak 1980, telah menyebar ke seluruh kampus-kampus ternama di Indonesia seperti UI, IPB, ITB, UGM, Unair, Brawijaya, Unhas dan lain-lain. Kelahiran dua majalah Tarbiyah, yg terbit akhir tahun 1986, yakni Ummi dan Sabili, yg menyebarkan pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin, menjadi wahana pembinaan juga sebagai media informasi dan komunikasi pemikiran Tarbiyah di Indonesia.

Gerakan tarbiyah itu berjalan secara samar-samar selama rezim Orde Baru yg terkenal totaliter. Pola gerak itu mencapai titik balik pada momentum politik 1998, di mana semua kekuatan membuka diri menyambut perubahan iklim politik Indonesia, tak terkecuali kelompok tarbiyah. Dalam iklim keterbukaan politik yg permisif terhadap semua bentuk ekspresi ideologi, para aktivis tarbiyah memutuskan utk mendirikan Partai Keadilan (PK).Partai berlambang bulan sabit dan pedang ini dideklarasikan 9 Agustus 1998 di Masjid Al Azhar Kebayoran baru dgn diikuti puluhan ribu pendukungnya.

Tapi, jangan salah sangka bahwa keterlibatan dalam pemilu ini adalah bentuk penerimaan terhadap demokrasi, sama sekali bukan. Bagi mereka, sistem kepartaian, nasionalisme, atau pun demokrasi, hanyalah alat, cara yg bisa ditunggangi utk mencapai tujuan membentuk negara Islam. Mereka menunggangi demokrasi utk merebut kekuasaan, hingga nanti berhasil membuat misi mereka terwujud; Negara Islam. Bagaimana tidak? Azas Pancasila saja mereka tolak, dianggap sebagai azas sekuler kafir, dan jika ada anggotanya yg tetap menerima Pancasila, dicap futur (demoralisasi ideologi) hingga murtad bagi yg benar-benar menentang keras.

Niat PKS dgn ideologi politik Ikhwanul Muslimin ini memainkan peranan ‘playing as friend’, awalnya terlihat ramah terhadap Pancasila dan Indonesia, namun tujuan mereka sejalan dgn Hizbut Tahrir. Toh, mmg penggagas Hizbut Tahrir adalah sempalan Ikhwanul Muslimin yg merasa gemas dgn pola ‘berpura-pura’ yg dianggap lambat mencapai tujuan negara Islam.

Kedekatan PKS dan ideologi Ikhwanul Muslimin mmg tak bisa dipungkiri, walaupun mereka menapik adanya hubungan organisasi mau pun ideologisantara keduanya. Tapi lihat saja reaksi mereka ketika pimpinan Ikhwanul Muslimin, Moersi digulingkan dari kursi kepresidenan di Mesir, respon solidaritas PKS sangat massif melebihi solidaritas mereka terhadap berbagaikekerasan atas umat Islam di tanah air. Anis Matta, presiden PKS juga terang-terangan menyatakan bahwa inspirasi-inspirasi Ikhwanul Muslimin memberi kekuatan pada PKS. Hasan Al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin, berhasil mengubah pembaharuan dari wacana menjadi gerakan. Dan tak berlebihan, bila inspirasi gerak itu juga yg terasa dalam denyut Partai Keadilan Sejahtera. Demikian Anis Matta berkata.


Bahkan Dr. Yusuf Qardhawi, Partai Keadilan (yg sekarang berganti nama menjadi PKS) adalah perpanjangan tangan ikhwanul muslimin dari Mesir.

Namun, ikwanul muslimin yg mereka akomodir sebagai ideologi bukanlah yg ramah terhadap perbedaan, dan berupaya menjembatani berbagai aliran agama seperti tujuan Hassan Al Banna. Tokoh yg dipuja PKS adalah Sayyid Quthb, yg pada 1964, menulis manifesto Ma’alim fi al-Tariq (Petunjuk Jalan). Dalam pemikirannya, negara wajib menjalankan hukum Islam demi keadilan sosial. Sehingga jika ada pemerintah Muslim abai terhadap kewajiban ini, makadianggap berada di luar akidah Islam dan layak diperangi.

Lalu di mana letak Wahabi? Ikhwanul Muslimin dgn jalan pemikiran Sayyid Quthb dan Wahabi memiliki keterkaitan dan kepentingan yg sama. Raja Faishal dari Arab Saudi pernah mengirim surat kepada Presiden Gamal Abdul Nasser agar eksekusi Sayyid Quthb dibatalkan, walau akhirnya tetap digantung pada 1966. Bahkan negara Arab Saudi dgn penerapan ajaran Wahabi menjadi negara pelindung para pelarian Ikhwanul Muslimin dari Mesir pasca penangkapan tokoh-tokohnya pada masa Presiden Nasser. mmg tak mengherankan, mengingat Ikhwanul Muslimin dan Wahabi memiliki kesamaan gagasan, yaitu formalisasi syariah Islam.

Wahabi mengasosiasikan diri sebagai kaum salaf yg mengharamkan semua bid’ah dan memahami ajaran Islam secara harfiah (peringatan Maulid, tahlilan, atau ziarah kubur diharamkan) dan menganggap yg bertentangan dgn mereka adalah kafir. Sedangkan ikhwanul muslimin bergerak di bidang politik. Karena tujuan utk mendirikan negara Islam tak lagi dapat dilakukan seperti cara NII melalui pemberontakan, tapi dgn merebut kekuasan politik. Jadi jangan heran jika dalam tubuh PKS ada Hilmi Aminuddin, putera Danu Muhammad Hasan, salah satu pemimpin gerakan Negara Islam Indonesia, Panglima NII Jawa dan Madura.

Belajar dari kegagalan cara-cara pemberontakan itu, kalangan Wahabi ini memanfaatkan alam demokrasi utk mendirikan parpol dan merangsek masuk ke dalam birokrasi dan pemerintahan. Mereka memaksakan aturan agama Islam secara ketat hingga melanggar hak azasi warga negara yg berbeda keyakinan. yg lebih mendekatkan Wahabi dgn Ikhwanul Muslimin adalah ketidaktundukan mereka terhadap pemerintahan negara, atas nama nasional. Mereka hanya akan tunduk pada negara dgn syariat Islam, dan setiap upaya mereka adalah utk mewujudkan tujuan tersebut.

Dalam mengembangkan sayap dan pengaruhnya, PKS melakukan infiltrasi ke berbagai ormas, lembaga pendidikan, instansi pemerintahan dan swasta. Bahkan di kampus-kampus, mereka memaksakan mentoring dan liqa’ utk menyebarkan paham, membuat kesepakatan dgn pihak kampus, agar mahasiswa tingkat awal yg mendapatkan mata kuliah Agama Islam, diwajibkan utk liqa’. Jika tidak mengikuti, maka ancaman nilai Agama Islam akan buruk dan mempengaruhi masa depan kelulusan karena mata kuliah wajib.

Jika ini saja bisa dilakukan oleh PKS dan kroni-kroninya di dalam kampus, maka tudingan Hashim tentang pemecatan pegawai Kristen di Kementan yg dipimpin oleh kader PKS, juga bukan hal sulit. Hal itu hanya bagian kecil dari potret bahaya yg menghadang Indonesia di masa depan, jika PKS telah menancapkan kuku kekuasaannya di setiap tubuh biroktasi.

Bagi Muhammadiyah, PKS menuggangi amal usaha, masjid, lembaga pendidikan, dan fasilitas lainnya demi tujuan politiknya. Penolakan Muhammadiyah terhadap PKS diwujudkan dalam Surat Keputusan Pimpinan Pusat (SKPP) Muhammadiyah Nomor : 149/Kep/I.0/B/2006. SKPP menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai politik yg memanfaatkan Muhammadiyah demi kekuasaan politik. Karena itu SKPP menyerukan para anggota dan pimpinan Muhammadiyah agar membebaskan diri dari misi dan tujuan PKS.

Pada 2006, sebuah TK milik Aisyiyah Muhammadiyah di Prambanan yg telah berdiri 20 tahun hendak diubah menjadi TK Islam Terpadu. Di belakang rencana itu, ada Hidayat Nur Wahid yg saat itu menjabat Ketua MPR dan Dewan Pembina dan Pengurus Yayasan Islamic Centre yg berafiliasi dgn PKS. Tentu saja Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng keberatan dgn rencana itu. Kasus lain menunjukkan di mana PKS mengambil alih tanah masjid wakaf Muhammadiyah ketika HNW membantu membangun fisik masjid di atasnya.

Keberadaam Kelompok Tarbiyah Ikhwanul Muslimin (PKS) di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah mulai terkuak tatkala Farid Setiawan, pengurus Muhammadiyah wilayah Yogyakarta, menulis sebuah artikel opini di Majalah Suara Muhammadiyah. Dalam artikel berjudul “Tiga Upaya Mu’alimin dan Mu’alimat” itu Farid mensinyalir penyusupan agen-agen garis keras di Madrasah Mualimin dan Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta. Kedua lembaga pendidikan menengah ini dikenal sebagai tempat pengkaderan ulama Muhammadiyah yg langsung dikelola oleh Pimpinan Pusat.

Di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), gerakan penyusupan paham Wahabi-Ikhwanul Muslimin demikian kuatnya, terutama lewat Fakultas Teknik, Agama Islam, dan Program Magister Agama Islam, di mana ketuanya adalah Dewan Syuro PKS, Dr. Muinudinillah, Lc., lulusan King Abdul Aziz University Arab Saudi. yg menarik adalah, kira-kira tiga perempat mahasiswa S2 Studi Islam itu merupakan kader PKS yg dibawa oleh direkturnya dan mendapatkan beasiswa dari Kerajaan Arab Saudi.

Penyusupan ideologi PKS di forum-forum pengajian kantor pemerintah pernah menggegerkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Bogor pada tahun 2006, yg saat itu dipimpin Walikota Nur Mahmudi Ismail, mantan Presiden PKS. Hasbullah rachmad, ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Depok, mengungkapkan hal tersebut pada Desember 2006. Hasbullah memberi contoh bahwa pengajian rutin yg dibawakan guru ngaji dari Fraksi PKS di kalangan birokrasi Pemkot Depok merupakan bentuk pemaksaan. “Mereka yg ingin karirnya naik diwajibkan ikut pengajian PKS. Itu benar-benar terjadi,” kata Hasbullah.

Banyaknya kasus pemaksaan atas cara beragama dan ibadah orang lain, sesuai dgn prinsip Wahabi, yaitu mengislamkan orang Islam, karena mereka berkeyakinan hanya Islam cara mereka yg benar, dan lain adalah kafir. Dalam berbagai pengajian tarbiyah, PKS juga sering mengingatkanbahwa ada 73 aliran Islam setelah Rasulullah tiada, dan hanya ada satu yg benar dan masuk surga, yaitu kalangan mereka. Itulah doktrin dan keyakinan yg disampaikan setiap mentor kepada kadernya.

Alangkah mengherankan dan sangat patut dipertanyakan, mengapa PKS dgn Ikhwanul Muslimin ala Mesir mereka ini dapat lestari di Indonesia. Terlebih lagi di panggung politik. PKS tidak tunduk kepada arahan presiden Indonesia sebagai pimpinan tertinggi, karena kiblat dari semua perintah yg harus ditaati adalah induk organisasi mereka di Mesir. Pola ini hampir sama dgn PKI ketika era 60-an, yg tidak mengakui Pancasila dan tak mengakui kewenangan presiden terhadap negara, karena mereka hanya tunduk pada aturan Komintern (Komunis Internasional) di Uni Soviet. Bahkan Presiden Soekarno pernah menunda penetapan parpol PKI sebagai organisasi politik legal karena tidak mengakui Pancasila sebagai azas dan memiliki garis koordinasi dgn Komintern

Seharusnya, kita belajar dari kesalahan masa lalu, dgn memeriksa betul apakah organisasi politik di Indonesia ini mmg memiliki agenda nasional utk mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia, ataukah tunduk pada instruksi induk mereka, sebagai bagian kecil dari jaringan internasional. Tapi Saudara, itulah PKS, yg senyata-nyatanya mengagumi Osama bin Laden, karena mmg teroris satu itu juga mengagumi pemikiran Sayyid Quthb dan terdidik sebagai orang Wahabi. Bahkan, Anis Matta sendiri memiliki puisi yg mengagumi Osama bin Laden sebagai pahlawan yg patut diangung-agungkan! Begitu pula Aa Gym pernah membacakan balasan surat dari Osama bin Laden yg berisi sapaan bagi kalangan radikal Islam di Indonesia, dan apresiasi terhadap kekuatan besar yg sudah digalang di Indonesia utk mendukung cara-cara garis keras Osama. Surat itu dibacakan pada acara Konser Amal Milad Daarut Tauhid di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, 15 Oktober 2001.

Lalu mengapa PKS tertarik ikut serta dgn kubu Prabowo? Karena mmg PKS memandanng Prabowo-Hatta sebagai orang yg potensial utk ditunggangi. Prabowo mau mengeluarkan miliaran rupiah sebagai mahar agarPKS menjadi mesin kampanyenya (mulai dari kampanye putih hingga kampanye hitam). yg dijual PKS adalah jaringan kader yg solid dan taklid terhadap pemimpin, sehingga bisa diandalkan sebagai mesin kampanye. Selain itu, PKS juga melihat Prabowo sangat mirip Soeharto, dan hanya dalam gaya kepemimpinan model otoriter, kuasa Ikhwanul Muslimin dan Wahabi akan dapat bertahan tanpa dianggap terlarang. Toh, PKS mmg telah menjadi salah satu partai penguasa, namun dibutuhkan kuku otoriter agar wahabi dan ikhwanul muslimin tidak bernasib seperti negara asal gerakan ini; terlarang dan dimusuhi.

Tak salah rupanya, PKS mmg sejalan pikiran dgn Prabowo, mengidolakan Soeharto. Bahkan pada tahun 2008 menjelang pemilu 2009, iklan PKS yg memuja Soeharto dan rasa ‘terima kasih’ kepada Soeharto menjadi kecaman. Namun sekarang, bak bertemu pasangan sejoli, Prabowo pun ingin mengangkat Soeharto sebagai pahlawan. Karena pun, ayah Hilmi Aminuddin merupakan pemberontak NII yg ‘membelot’ dan diampuni oleh pemerintahan Soeharto, kemudian bekerja sama dgn Ali Moertopo. Bahkan Hilmi pun bisa bersekolah ke Saudi atas bantuan Ali Moertopo.

Walau bagaimana pun, jika harus menjilat ludah sendiri, koar-koar menyatakan diri akan keluar jika Prabowo-Hatta membuka rekening kampanye, toh PKS sudah PASTI tidak akan keluar. Jika ada yg menjuluki PKS sebagai partai paling oportunis, ya mmg, karena mereka akan demikian adanya, tetap memanfaatkan posisi, mendompleng kekuasaan, demi terwujudkan impian Negara Islam ala Wahabi dan Sayyid Quthb.

Kesamaan lain antara PKS dan Prabowo, yaitu sikap mereka yg menghalalkan segala cara utk mencapai tujuan. PKS menganggap kelompoknya yg paling benar, yg paling layak meretas jalan menuju syurga. Karena itu, semua cara halal dilakukan demi tujuan politik mereka. Meski pun, mereka harus mendzolimi sesama umat islam sendiri. Berbagai contoh di atas sangat gamblang menunjukkan bagaimana PKS mendzolimi Muhammadiyah demi tujuan politik mereka. Motif mereka jelas, melakukan semua cara utk merebut kepemimpinan umat Islam di Indonesia.

Lagipula, PKS sama sekali tak takut dgn Hashim, adiknya Prabowo. Mereka bahkan mengetahui betul bahwa Hashim memiliki agenda tandingan dgn menguasai komunitas Kristen di Indonesia. Walaupun telah dipermalukan habis-habisan di forum internasional oleh Hashim, namun PKS percaya diri tetap bertahan di kubu Prabowo. Karena yg memegang kartu mati Prabowo Subianto adalah mereka, elit PKS dgn jaringan internasional itu. Prabowo berkuasa, maka elit PKS akan mengancam Prabowo dgn aduan pelanggaran HAM ke mahkamah internasional hingga melibatkan PBB dan AS, melalui akses Wahabi di Arab Saudi. yg akan mereka bawa adalah surat keputusan DKP, yg menyorot Prabowo telah melenceng dari instruksi dgn melibatan satgas utk membunuh dan memperkosa masyarakat muslim di Kampung Cot Keeng, Aceh pada akhir dekade 80-an. Hingga pun sekarang kampung tersebut dikenal sebagai Kampung Janda.

Hashim dan PKS telah berkonflik, dan terus akan berkonflik hingga salah satu dari mereka mencapai tujuan. Dan Prabowo akan memilih menyelamatkan muka dgn mengikuti kemauan PKS daripada diadukan ke dunia Internasional. Karena mmg, jaringan internasional paling solid, hanya dimiliki oleh PKS dgn ikhwanul muslimin dan wahabi, bukan Gerindra. Apalagi di internal kubu Prahara, Prabowo telah ‘diikat’ mereka dgn julukan;Panglima Perang Umat Islam.

Baygkan, mereka telah mempersiapkan sebuah perang! Perang yg akan membuat Hashim dikhianati Prabowo. Maka, ketika umat Islam Indonesia berhasil ditundukkan di bawah kendali PKS, saat itulah mereka akan menegakkan model daulah islamiyah. Mereka akan terang-terangan mendeklarasikan dukungan dan menfasilitasi perekrutan pemuda Indonesia utk dikirim dan dibai’at sebagai pejuang ISIS, karena perjuangan inilah yg mereka perjuangkan, membentuk Daulah Islamiyah (negara Islam), tujuan dari gerakan Wahabi dan Ikhwanul Muslimin – Sayyid Quthb.

Bersiaplah Indonesia! PKS akan menjalankan indoktrinasi secara massal terhadap semua kepala yg ada di Indonesia. Dan kemudian, konflik antara PKS dan Hashim akan menjalar ke masyarakat luas. Tragedi Ambon jilid II sudah mereka persiapkan! Dan kubu yg menyimpan bara konflik ini adalah kubu Prahara. Inilah ancaman rusuh yg telah santer terdengar di telinga masyarakat saat ini.

Sumber :http://ouropinion.info/2014/07/04/kejamnya-skenario-wahabi-di-belakang-prabowo/

3 komentar:

  1. Jangan memecah belah umat Kalah dalam percaturan politik jangan nulis seperti ini bisa jadi ini fitnah...yang baca artikel ini segera klarifikasi ke sumber yang di maksud. jangan terhasud...

    BalasHapus
  2. Mungkin anda yang menulis atikel ini lebih baik berteman dengan kafir dan yahudi dari pada brteman dengan saudara seiman seagama yang hanya beda madzhab dan pemahaman. Apa kontribusi anda buat ummat ini jika di bandingkan dengan Aa Gym dan para pengubah anak tongkrongan (preman) jadi insyap dan dekat dengan islam...

    BalasHapus
  3. Ini namanya islam ktp doang..., kagak ngerti agama tp merasa paling tau agama...,cuma asal nulis...kayaknya waktu di sekolah pandai mengarang ngarang...nilai bhs.Indonesia nya tinggi tuh...., cuma minim pengetahuan agama islam...., ngaku agama islam ...tp islam nya cuma keturunan dari orang tuanya alias agama warisan...coba pengetahuan agamanya di per dalam lagi deh..., jangan cari dunia melulu sekali-sekali cari buat akherat..., karena dunia/ harta kagak di bawa mati...,mumpung masih bisa bernapas...siapa tau besok2 ente sakit atau mati...ente ke akherat bawa apa..., apa mobil mewah elo di masukin ke kuburan..., apa bini elo yang cakep juga di bawa masuk ke liang lahat...,udah deh elo tobat aja...,belajar agama islam elo yg bener..

    BalasHapus